'Tasteless soup'
Dalam soal makanan, Zubia dan Yusuf punya banyak persamaan, sama-sama dari kecil nggak suka makanan bayi instant, nggak suka disuapin, sama-sama fanatik ke makanan tertentu (walaupun beda jenis makanannya..hehe, akhirnya sama-sama memusingkan), tapi alhamdulillah sama-sama punya nafsu makan yang lumayan bagus. Walaupun yang namanya nafsu makan ini ya pasti ada naik turunnya, seperti anak-anak lain.Zubia suka makan masakan daging berbumbu (terutama ala Pakistan), bukan hanya suka malah boleh dibilang dia nggak mau makan atau nggak berselera kalau nggak ada daging. Daging ayam, daging kambing yang berlemak (karena empuk) dan daging sapi giling adalah favoritnya.
Semantara Yusuf lebih sukasayur, buah dan ikan. Dia bahkan sempat nggak mau makan daging sama sekali, tapi alhamdulillah akhir-akhir ini dia mau mencoba dikit-dikit. Pada dasarnya sih dia jauh lebih gampangan dari Zubia.
Ya begitulah, jadi setiap hari pasti ada satu macam curry atau tikka di rumah. Aku kadang bosan juga masaknya, apalagi sejak aku dianjurkan untuk diet rendah protein:p. Beberapa kali aku coba-coba masak sesuatu yang lain, tapi ya itu..untung-untungan, kadang dimakan sama Zubia kadang harus Saad yang jadi korban untuk menghabiskannya:).
Tadi pagi aku juga bingung lagi harus masak apa. Akhirnya kuputuskan untuk membuat soup kental campur aduk ala mami Dwi yang lagi kepepet. Aku masukkan kentang, sosis, bakso buatan Uuk Nelly, kacang polong, sedikit pasta dan udang cincang. Rasanya sih menurutku enak, minimal si Yusuf pasti suka pikirku.
Pas jam makan siang sepulang sekolah, Zubia sudah siap duduk di meja makan. Begitu kusodorkan semangkuk soup panas, dia langsung mengernyitkan alisnya.
Zubia : 'What kind of food is this, mama?'
Aku : 'Ini soup Zubia, cobain deh' (sekarang aku juga sudah mulai campur aduk berbahasa hihi, abis dianya sudah mulai ngerti bahasa Indonesia).
Zubia (masih tercenung menatap soup sambil memainkan sendoknya) : 'It doesn't look good'. Kali ini sambil mengernyitkan bibirnya:p.
Aku : 'Don't judge the food by its looks, Zubia...try and taste it!'. Agak senewen juga aku jadinya. Kuterangkan lagi (dan lagi..ini taktikku kalo dia nggak mau makan masakanku:P) bahwa kita sangat beruntung, banyak saudara-saudara kita yang nggak punya apa-apa untuk dimakan.
Akhirnya disentuhnya juga tuh soup, nyincip seujung sendok, trus brenti dan menatapku lagi.
Zubia : 'This soup doesn't have any taste!'
Aaaaaarrgggggghhh....jengkel!, tapi kasihan melihat tampang innocentnya. Apalagi dia tahu bagaimana cara meluluhkan atiku, 'After this, we will pray together, Ok Mama? We say thank you to Allah, then Allah will give us more!' (yang artinya, nggak papa ya Mama..Zubia nggak makan soupnya, kita sholat aja yuuk:)).