Wedding picture of Syed Fahad Alam Rizvi chaccha & Mehvish Mushtaq chacchi.

These boy and girl in the picture just got married last Saturday:). Zubia lagi suka ngomong 'boy' and 'girl':). Setiap ada anak kecil pasti dia nanya 'mamma...a boy!?' atau 'mamma..a girl!?', konfirmasi ke mami tuh anak boy apa girl ya? hehe. Seperti hari ini di kereta, tiba-tiba Zubia nunjuk tempat duduk di seberang kami sambil bilang, 'mamma..boy is cold':). Ternyata setelah mami toleh, memang ada seorang anak laki-laki yang pake jaket sedang duduk di situ:).
August 13, 2005
Assalamualaikum,


Tentang Zubia
Zubia sudah hampir satu setengah tahun ya, dan mami perhatikan dia lagi seneng-senengnya main dengan orang lain. Tapi sampai saat ini mami belum menemukan teman main yang benar-benar pas untuknya. Biasanya kalo ndak masalah bahasa atau umur, ya seringnya masalah 'kebiasaan' yang kadang membuat mami dan/atau Zubia takut. Misal ada anak yang suka mbentak, kadang malah suka mukul. Dulu mami berharap Zubia bisa dekat dengan Haiqa (2,3 tahun), tapi ternyata Haiqa terlalu cuek dan lebih tertarik ke mainan daripada 'berinteraksi' dengan Zubia. Yang ada biasanya Zubia jadi terbengong-bengong melihat Haiqa yang sibuk sendiri:P. Ini foto Haiqa dan Zubia minggu lalu ketika kami bertemu di rumah baby Asma (lihatlah potongan rambutnya, hasil dari kesembronoan mami).
Zubia sudah mahir kalo disuruh ngitung benda, tetapi sebatas masih di bawah sepuluh. Meskipun hafalan itungannya sudah sampai 20. Dan hari ini dia mulai sibuk 'melukis' lagi di papan tulis, setelah beberapa saat sempat nganggur:) karena satu sisi dinding ruangan kami (satu-satunya sisi dinding yang kosong) sudah penuh dengan hasil karyanya. Pernah ada beberapa tante yang menyarankan untuk melapisi dinding dengan kertas, dan sudah pernah mami coba. Tapi tuh kertas hilang tak berbekas di dinding dalam beberapa kejapan mata, setelah Zubia dengan 'tekun' mengelupas tapenya hehe.Kemarin dia divaksin DPT HiB yang keempat/terakhir (booster), lalu sebulan lagi insyaAllah giliran booster MMR. Vaksin Hepatitis A dan B sudah selesai, tinggal boosternya insyaAllah bulan Januari tahun depan, yang sekaligus vaksinasi terakhir. Mudah-mudahan setelah itu Zubia tidak takut lagi ke dokter.
Gambar-gambar di bawah ini adalah sebagian besar buku-buku Zubia, yang hampir semua ceritanya dia hafal (tahunya hafal dari mana?:P pokoknya begitu buka buku-buku ini, pasti dia ngoceh dengan serunya, dalam bahasa dia sendiri hehe).
Mami mulai membacakan buku sejak Zubia umur beberapa hari. Dan pas umur sebulanan, dia mulai bisa menggapai/memegang bukunya. Waktu itu mami pake buku-buku terbuat dari kain dari Gobo (gambar 1). Sampai umur 5 bulanan dia masih suka baca dan 'makan/ngemut' buku-buku ini. Oh ya untuk buku-buku Gobo, sistemnya langganan, jadi mereka kirim tiap bulan berdasarkan usia anak. Buku-bukunya bagus dan sangat recomended, harganya juga relatif lebih murah dibandingkan dengan harga jenis buku yang sama di toko buku.
Menginjak umur 5-6 bulanan (mulai duduk), dia mulai menikmati membaca buku-buku ukuran sedang di gambar no.2 ini (kebanyakan masih dari koleksi Gobo, Ravensburger, dan ARS edition). Beberapa bulan berikutnya, dia mulai suka ngulik buku-buku yang di dalamnya ada lipatan-lipatannya dan yang bisa dipencet-pencet (gambar no. 3, masih dari Gobo).
Gambar no.4 adalah beberapa buku berbahasa Inggris yang mami dapat dari Pustaka Lebah di Jakarta (terima kasih tante Wanda dan tante Ninuk, yang direpoti untuk urusan buku ini), dan dari Soundvision. Dan cerita-cerita yang sedang asyik dibacanya hari-hari ini adalah buku-buku dari Walt Disney ini (gambar no.5). Buku-buku kecil di gambar no.6 ini adalah bacaan selingannya kalo dia lagi iseng, isinya bukan cerita kan...cuma gambar-gambar benda. Dan buku-buku favorit Zubia ada di gambar no.7 dan no.8:). Misalnya buku Teletubbies yang pernah menjadi sangat favorit sampai kucel abis:D. Dan yang terakhir, buku-buku di gambar no.9 ini adalah koleksi Zubia yang dihibahkan dari perpustakaan (alias discarded books:).
Kalo dicermati lagi, dari semua buku-buku di atas (kecuali buku-buku dari Soundvision), tidak ada nilai-nilai keislaman yang bisa dicontohkan ke Zubia. Jadi mami lah yang harus menginterpretasikan cerita-cerita tersebut sehingga sampai di kuping Zubia dalam bentuk yang sudah terkemas dan 'manis':P. Untuk itu mami banyak berguru dari buku-buku Harun Yahya ini (gambar no.10).

























