





Kami sempet bikin foto keluarga di sana, dan sekarang ini, begitu melihat foto ini, Zubia langsung heboh aaa aa cha chaa cha chaa sambil nunjuk-nunjuk tiap wajah yang terpampang di situ. Di Pakistan Zubia memang lengket sama semua, ndak seperti pas di Indonesia (mungkin karena di Wonogiri kebanyakan orang kali ya jadi dia bingung:-)
Berdiri (ki-ka) Fawwad-dr.Fahad-Mammo-Saad (daddy)-dr.Sana. Duduk (ki-ka) Opa&Zubia-Oma-Dwi (mami).
Daddy adalah anak kedua dari enam bersaudara, yang pertama Faisal (menikah dengan Denise Decristofaro) tinggal di San Jose US, dan tidak ada di foto. Yang ketiga dr.Fahad, lalu dr.Sana (menikah dengan Farhan Hasan, walaupun belum ngumpul), kelima Mammo dan terakhir Fawwad.
Karachi adalah city of wedding lawns, itu menurut mami sih, abis sepanjang jalan yang ditemui adalah gedung-gedung itu yang setiap malam diterangi gemerlap lampu warna-warni. Sayang sekali mami lupa ngambil fotonya, insyaAllah menyusul.
Malam hari di Karachi betul-betul hidup, kebanyakan toko buka sampai tengah malam bahkan sampai pagi (mungkin karena siang harinya sangat panas). Satu lagi yang istimewa di Karachi adalah bus-busnya yang dihias sedemikian rupa (kadang malah sampai ndak karuan:-)
Cerita berikutnya insyaAllah menyusul. Foto-foto di Pakistan bisa di lihat di sini.
Dari Indonesia
Sebenarnya buanyak sekali cerita yang pengen mami tulis, cuma ditunggu-tunggu kok mood-nya ndak nongol-nongol ya. Sekenanya aja ya...
Yang pasti, begitu sampai di rumah mami rasanya masih ndak percaya kalo Mama (Embah putri) bakalan ndak di sana. Ah..pokoke suedih banget, apalagi pas kami ke makam beliau. 'Ma, harusnya engkau yang paling pertama kuijinkan menimang Zubia, harusnya engkau yang paling berbahagia..hiks'. Tapi mami yakin Embah jauh lebih berbahagia di sisi-Nya sekarang. Amiin..
Pas tanggal 8 Desember, pas kami lagi repot-repotnya bebenah karena besoknya harus berangkat ke Jakarta, Opa dan keluarga di Pakistan nelpon, 'Happy Anniversary, Dwi...':-) It was our third anniversary, and we just didnt remember at all. Gini nih beruntungnya punya keluarga yang sangat perhatian, sampai-sampai Oma wanti-wanti ke Daddy, 'Pokoke jangan sampai lupa berikan Dwi hadiah'. hehehe
Tentang Zubia
Hari ini Zubia berusia 9 bulan 12 hari, dan pengennya dituntun mulu, sudah pengen jalan, nuntunnya pun rasanya sudah ringan banget, pake satu tangan pun ok ajah. Sambil pegangan, dia sudah bisa jalan ke sana ke mari sendiri dan sudah bisa turun dari tempat tidur (kebetulan memang tempat tidur kami tidak terlalu tinggi).
Merangkaknya pun sudah sangat cepat. Sekarang alhamdulillah mami sudah ndak terlalu khawatir ninggalin Zubia main sendiri.
Zubia sudah bisa ngomong daddy, nennen, mamam, dan mama (ke mami) dan this is. Kadang-kadang kata-kata tertentu pun keluar dengan jelas, walaupun ndak terulang lagi, misal ketika kami sedang ngomongin tante Nanik, dengan fasihnya dia nyeletuk 'nanik', atau 'caccha' atau 'lintang':-)
Zubia sudah bisa kami ajak becanda:-) Daddynya suka sekali ngusilin, 'daddy mau nennen', maka dengan buru-buru Zubia nubruk mami mengamankan tuh nennen, dan kalo daddy nekat mendekat, wah kena tuh sama carakan maut Zubia hehehe Seperti minggu lalu, pelipis daddy sampai berdarah lho.
Yang paling melegakan mami, alhamdulillah sekarang Zubia sudah mau makan lagi. Sarapan sebutir kuning telur rebus, makan siang komplet (kadang menu Hipp-makanan baby botolan), plus makanan selingan biscuit dan buah (buah apa aja dia mau, terutama jeruk). Dia juga sudah bisa nyuapin kami lho:-)
Giginya sudah 4, atas dua bawah dua. Rambut poninya kan sudah panjang, trus mami potong pas dia duduk di kursi makannya (wah ternyata bahaya..abis gerak-gerak terus), lain kali harus pas dia tidur deh. Trus hasil potongannya ndak seimbang gini hehehe, malah bagian samping ada yang tergunting dikit..maafin mami ya nak:-)
Setelah potong rambut
Zubia Alam Rizvi - after living for 42 weeks and 3 days in Mommy's womb- was born on March 7, 2004 at 8.24 AM CET in Munich-Germany.
Yusuf Alam Rizvi was born on the opening day of FIFA World Cup, June 9 2006, at 00.10 AM CET in Munich-Germany.
Jamal Alam Rizvi was born through a planned C-Section on January 28 2009 at 8.31 AM CET in Munich-Germany.